Monday, March 22, 2021

Pola Pewarisan Sifat Mendel

(Sumber: Source)

Siapa yang tidak kenal dengan Mendel? Seorang biarawan berkebangsaan Austria, Gregor Johan Mendel. Pada tahun 1866, dia melakukan publikasi pada berbagai macam temuannya mengenai rangkaian persilangan dengan menggunakan kacang ercis (Pisum sativum). Dari berbagai macam persilangan yang dilakukan, Dia berhasil menemukan prinsip dasar pewarisan sifat yang menjadi landasan bagi perkembangan ilmu genetika.

Tentunya pemilhan kacang ercis sebagai bahan percobaan memiliki beberapa alasan, yaitu sebagai berikut.


  • Memiliki beberapa pasang sifat yang mencolok perbedaannya, salah satunya warna bunga yang dapat dibedakan  antara ungu dan putih.
  • Dapat melakukan penyerbukan sendiri, dan dengan bantuan manusia dapat juga melakukan penyerbukan silang. Hal tersebut karena jenis bunga tanamn ini adalah bunga sempurna.
  • Memilki daur hidup relatif pendek, mudah ditumbuhkan dan dipelihara.
  • Tanaman ini termasuk tanaman diploid.

Mendel melakukan dua macam persilangan, yaitu perliangan dengan satu sifat beda dan persilangan dengan dua sifat beda

1. Persilangan dengan satu sifat beda
Persilangan dengan satu sifat beda ini dikenal dengan istilah monohobrid. Pada percobaannya, Mendel manyilangkan kacang ercis yang tinggi dan pendek. Tanaman yang dipilih berasal dari galur murni. Persilangan kacang ercis galur murni tinggi  dengan galur murnipendek memberikan keturunan tanamn kacang ercis tinggi. Selanjutnya, tanaman ini dibiarkan dibiarkan melakukan penyerbukan sendiri. Hasil penyerbukan sendiri tanaman tinggi tersebut memperlihatkan perbandingan tanaman tinggi terhadap tanaman pendek sebesar 3:1. Secara skema dapat dilihat sebagai berikut.

 P1           :               DD (Tinggi) x dd (Pendek)
Gamet     :               D (Tinggi); d (Pendek)
F1            :               Dd (Tinggi)
P2            :               Dd  (Tinggi)  x Dd (Tinggi)
Gamet     :               D (Tinggi), d (Pendek) ; D (Tinggi), d (Pendek)
F2            :

D
D
D
DD (Tinggi)
Dd (TInggi)
D
Dd (TInggi)
dd (Pendek)
Tinggi (D-) : Pendek (dd) = 3 : 1
DD : Dd : dd =1 : 2 : 1

Hasil percobaan persilangan dengan satu sifat beda oleh Mendel ini dikenal sebagai hukum segregasi atau hukum Mendel I
Hukum Segregasi:
Pada waktu berlangsung pembentukan gamet, tiap pasang gen akan disegregasi ke dalam masing-masing gamet yang terbentuk.

2. Persilangan dengan Dua Sifat Beda
Selain melakukan persilangan monohibrid, Mendel juga melakukan persilangan dihibrid (perslangan dengan dua sifat beda). Salah satu contohnya adalah persilangan galur murnikedelai berbiji kuning-halus dengan galur murni berbji hija-keriput.  Hasilnya berupa tanaman kedelai generasi F1 yang semuanya berbiji kuning-halus. Selanjutnya F1 ini dibiarkan menyerbik sendiri, maka diperoleh empat macam individu generasi F2, Masing-masing berbiji kuning-halus, kuning-keriput, hijau-halus, dan hijau-keriput dengan perbandingan 9:3:3:1.

P1            : GGWW (Kuning,Halus) x ggww (hijau,keriput)
Gamet     : G (Kuning), W (Halus); g (hijau), w (keriput)
F1            : GgWw (Kuning,Halus)
P2            : GgWw (Kuning,Halus) x GgWw (Kuning,Halus)
F2              :

GW
Gw
gW
gw
GW
GGWW
(Kuning-halus)
GGWw
(Kuning-halus)
GgWW
(Kuning-halus)
GgWw
(Kuning-halus)
Gw
GGWw
(Kuning-halus)
GGww
(Kuning-keriput)
GgWw
(Kuning-halus)
Ggww
(Kuning-keriput)
gW
GgWW
(kuning-halus)
GGWw
(Kuning-halus)
ggWW
(Hijau-halus)
ggWw
(hijau-halus)
gw
GgWw
(kuning-halus)
Ggww
(Kuning-keriput)
ggWw
(hijau-halus)
ggww
(hijau-keriput)
(Kuning-halus) : (Kuning-keriput) : (hijau-halus) : (hijau-keriput) = 9 : 3 : 3 : 1
(G-W-) : (G-ww) : (ggW-) : (ggww) = 9 : 3 : 3 : 1

Hasil percobaan dengan dua sifat beda ini selanjutnya dikenal dengan nama hukum Mendel II atau hukum pemilihan bebas.
Hukum Pemilihan Bebas:
Segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen lainnya, sehingga di dalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihan kombinasi  gen-gen secara bebas.


Referensi: 

Susanto, Agus Hery. 2011. Genetika. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sumner, Adrian T. 2003. Chrosomes: Organization and Function. Oxford: Blackwell Publishing

0 Comments:

Post a Comment