Terima kasih telah berkunjung ke blog ini. Pada kesempatan ini saya akan membagikan pengetahuan saya terkait tes swab yang oleh sebagian orang termasuk menjadi “momok” yang ditakuti di masa pandemi ini. Saya akan berusaha menjelaskannya dengan penjelasan yang mudah dipahami pada paragraf selanjutnya. Namun, sebelum saya memulai tulisan ini, perlu diketahui bahwa tulisan ini dibuat tanpa membela “kepentingan” suatu pihak atau bahkan “membantah” penganut paham tertentu.
Ilustrasi Tes Swab (Sumber:Doctor vector created by freepik - www.freepik.com) |
Tes swab ini dapat diartikan sebagai sebuah tes yang digunakan untuk mengetahui bahwa seseorang tersebut terinfeksi suatu penyakit, dalam kasus ini yang telah kita kenal dengan penyakit COVID-19. Selanjutnya bagaimana tes swab itu sendiri dapat mengidentifikasi keberadaan virus SARS-CoV-2 dalam tubuh seorang pasien? Tentu ini menjadi pertanyaan menarik selanjutnya. Check it out!
Kata “swab” sederhananya adalah alat yang digunakan untuk mengambil sampel atau bahan uji dari tubuh pasien. Alat yang digunakan untuk melakukan swab ini dapat bervariasi ukuran panjangnya, mulai dari yang pendek sampai ada yang panjang. Keduanya dapat digunakan untuk mengidentifikasi COVID-19. Alat swab ini dimasukkan ke saluran pernapasan, tepatnya dimasukkan ke hidung atau tenggorokan atas.
Selanjutnya hasil dari pengambilan sampel dengan alat swab ini akan dimurnikan dengan berbagai macam reaksi kimia sehingga diperoleh materi genetik virus, dalam hal ini adalah RNA virus SARS-CoV-2. RNA yang diperoleh ini diubah terlebih dahulu menjadi DNA komplemen (CDNA – Complementary DNA) dengan bantuan salah satu jenis enzim yaitu reverse transcriptase (transcriptase balik). CDNA tersebut selanjutnya di amplifikasi atau di perbanyak dengan menggunaan mesin PCR (polymerated Chain Reaction). Hasil dari amplifikasi ini yang digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan infeksi virus SARS-CoV-2 dalam tubuh pasien.
Identifikasi keberadaan infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit COVID-19 dapat dikategorikan positif COVID-19 dan negatif COVID-19. Positif COVID-19 didasarkan dari hasil tes tersebut (rangkaian proses pengidentikasian virus SARS-CoV-2 pada paragraf sebelumnya disebut RT-PCR) ditemukan adanya kesamaan dalam urutan basa nitrogen materi genetik sampel pasien dan materi genetik virus SARS-CoV-2. Adapun negatif COVID-19 diinterpretasikan berbagai macam hal, seperti pasien tidak menderita COVID-19; virus SARS-CoV-2 tidak ditemukan dari sampel yang diperoleh; sampel yang diperoleh memiliki kualitas yang buruk; atau virus SARS-CoV-2 lambat menginfeksi tubuh pasien. Karena banyaknya interpretasi dari hasil negatif COVID-19, menyebabkan pengambilan sampel pada pasien terduga COVID-19 tersebut dapat dilakukan berulang kali.
Referensi:
https://www.cebm.net/covid-19/what-tests-could-potentially-be-used-for-the-screening-diagnosis-and-monitoring-of-covid-19-and-what-are-their-advantages-and-disadvantages/
https://www.iaea.org/newscenter/news/how-is-the-covid-19-virus-detected-using-real-time-rt-pcr
0 Comments:
Post a Comment