Monday, March 22, 2021

10 Info Keliru Tentang COVID-19 Yang Terlanjur Dipercayai

(Sumber: Source)
Kita telah ketahui bersama dari berbagai media belakangan ini di seluruh dunia terjadi  pandemi COVID-19. Menurut data dari WHO sendiri, sampai dengan tanggal 21 Maret 2020 telah ditemukan 266.073 kasus dengan kasus kematian mencapai 11.184. Di Indonesia sendiri, kasus COVID-19 hingga tanggal 21 Maret 2020 telah mencapai 450 kasus dengan kasus kematian 38 kasus. Hal ini, memunculkan rasa kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar. Akan tetapi, banyak dari kita “terlanjur memercayai” info keliru mengenai COVID-19 yang telah tersebar di masyarakat. Info-info tersebut akan saya bagikan kepada pembaca sekalian.

1. COVID-19 tidak dapat menyebar pada kondisi iklim yang panas
Pada faktanya, penyebaran COVID-19 tidak dipengaruhi oleh kondisi iklim di suatu tempat. Baik iklim panas atau lembab, COVID-19 akan tetap menyebar. Tanpa mempedulikan iklim di suatu tempat, cara untuk menghindari COVID-19 yang disebabkan oleh virus corona adalah dengan tidak mendatangi daerah yang telah dilaporkan ditemukan COVID-19. 

2. COVID-19 adalah senjata biologis.
Di lingkungan masyarakat kita, sempat tersebar isu bahwa COVID-19 adalah senjata biologis yang diciptakan dari laboratorium. Hal ini tidaklah benar.  Virus penyebab penyakit COVID-19, tidak diciptakan dari laboratorium, melainkan melalui proses yang terjadi di alam. Hal ini telah dikonfirmasi berdasarkan analisis sekuensing genom dari SARS-CoV-2 yang selanjutnya dibandingkan sekuensing genom dengan virus lainnya oleh para ilmuwan.

3. Mandi dengan air panas dapat mencegah COVID-19
Tindakan ini tidak dapat mencegah diri kita dari COVID-19. Suhu normal tubuh kita berkisar antara 36,5 0C sampai dengan 37 0C.  Justru ketika kita mandi menggunakan air panas sampai dengan suhu ekstrim dapat berbahaya bagi tubuh kita. Tindakan pencegahan yang dapat kita lakukan sekarang cukup dengan mencuci tangan dengan menggunakan sabun.

4. COVID-19 dapat menyebar melalui  gigitan nyamuk.
Sampai saat ini belum ditemukan bukti bahwa COVID-19 dapat menyebar melalui gigitan nyamuk.  COVID-19 justru menyebar melalui cairan tubuh penderita yang terpapar penyakit ini. Penyebaran cairan tubuh pendrita ini dapat melalui batuk, bersin, ludah, dan cairan hidung. cara untuk menghindari penyakit selain dengan mencuci tangan dengan sabun, juga dengan menghidari kontak penderita batuk dan bersin.

5. Memakan bawang putih dapat melindungi dari COVID-19
Bawang putih adalah makanan sehat yang dapat berfungsi sebagai antimikroba. Namun, belum ada bukti yang menyatakan bahwa memakan bawang putih dapat melindungi kita dari COVID-19. 

6. COVID-19 hanya menginfeksi orang yang sudah lanjut usia
Virus SARS-CoV-2 dapat menginfeksi siapa saja baik orang yang sudah lanjut usia atau anak muda sekalipun.  Orang yang memiliki penyakit komplikasi lebih rentan untuk terkena penyakit COVID-19 ini. WHO menyarankan kepada kita dari berbagai kalangan usia dengan memproteksi diri dari penyakit COVID-19 dengan menjaga kebersihan tangan serta saluran pernapasan.

7. Antobiotik dapat melindungi kita dari COVID-19
Antibiotik tidak dapat bekerja terhadap virus, melainkan hanya bakteri. Sedangkan penyakit COVID-19 disebabkn oleh virus, bukan bakteri. 

8. Vaksin Pneumonia dapat melindungi kita dari virus SARS-CoV-2
Vaksin pneumonia hanya dapat meindungi kita dari penyakit pneumonia, bukan dari virus SARS-Cov-2. Virus SARS-Cov-2 tergolong virus baru sehingga vaksinnya masih dalam penelitian.

9. Menyemprotkan alkohol ke seluruh tubuh dapat melindungi dari penyakit COVID-19
Menyemprotkan ke seluruh tubuh tidak dapat melindungi kita dari virus tersebut, melainkan hanya membahayakan bagi tubuh karena alkohol tersebut dapat masuk ke tubuh kita (misalnya menyemprotkan ke mata atau mulut). Memang pada dasarnya alkohol termasuk cairan desinfektan, akan tetapi harus tetap dalam aturan dan takaran yang sesuai.

10. Meminum air garam dapat melindungi dari virus SARS-Cov-2 
Belum ada bukti bahwa dengan meminum air garam dapat melindungi diri kita dari infeksi virus SARS-CoV-2. Bahkan untuk penyakit infeksi pernapasan yang lainnya menggunakan air garam ini untuk mencegah belum memberikan bukti yang akurat.

Referensi:

https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public/myth-busters (diakses pada tanggal 22 Maret 2020)

https://covid19.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/info-corona-virus/situasi-terkini-perkembangan-coronavirus-disease-COVID-19-22-maret-2020/#.Xnbw1_kzbIU (diakses pada tanggal 22 Maret 2020)

https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/situation-reports (diakses pada tanggal 22 Maret 2020)

https://www.sciencedaily.com/releases/2020/03/200317175442.htm (diakses pada tanggal 22 Maret 2020) 

https://www.genengnews.com/news/coronavirus-evolved-naturally-and-is-not-a-laboratory-construct-genetic-study-shows/ (diakses pada tanggal 22 Maret 2020)

0 Comments:

Post a Comment