Wednesday, March 17, 2021

Bagaimana Penderita COVID-19 Dinyatakan Sembuh ?

Ilustrasi SARS-CoV-2
(Sumber:Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay)

Tulisan ini saya buat sebagai jawaban atas pernyataan yang sempat saya baca di media sosial beberapa hari lalu. Pernyataan itu masih terkait dengan COVID-19 yang masih menjadi “tren” pembicaraan saat ini.  Bagi pembaca yang penasaran bisa lihat gambar di bawah ini dan bagi pembaca yang memiliki perasaan khawatir yang berlebihan boleh tidak melanjutkan bacaannya.

Gambar hasil screen shoot di salah satu platform media sosial
(Sumber: Koleksi Pribadi)

Di gambar itu, pemilik akun tersebut kurang lebih menyatakan bahwa COVID-19 ini belum ditemukan obatnya, sehingga mana mungkin penderita atau pasien COVID-19 ini bisa sembuh. Sekilas, pernyataan ini terlihat “benar”, tapi apakah memang pernyataan ini memang “benar”? Saya akan berusaha mengulasnya pada paragraf selanjutnya.

COVID-19 seperti kita sudah ketahui bersama adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi dari virus SARS-CoV-2. Virus ini menyerang saluran pernapasan melalui ikatan antara reseptor dari virus tersebut (Protein Spike/Spike Protein) dengan reseptor ACE2 (Angiotensin converting enzyme 2). Efek dari infeksi virus SARS-CoV-2 tersebut menimbulkan adanya “badai sitokin” (cytokine storm).



COVID-19 ini memiliki waktu inkubasi, yaitu waktu terinfeksi virus hingga  timbulnya gejala rata-rata berkisar 5-6 hari, namun bisa mencapai 14 hari. Gejala yang muncul tersebut berupa  demam, batuk kering, mudah lelah, sesak napas, nyeri otot. Tidak hanya itu, gejala lain yang bisa muncul karena penyakit COVID019 ini adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, rhinorrhoea (kondisi hidung yang terus mengeluarkan cairan lendir) atau peradangan pada saluran pencernaan. 

Pasien atau penderita yang telah melewati periode inkubasi setelah menjalani tahapan isolasi akan diuji dengan tes swab. Tes swab tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan virus SARS-CoV-2 dalam tubuh pasien. Dari hasil tes swab tersebut, pasien bisa dinyatakan sembuh apabila tidak ditemukan lagi virus yang menjadi penyebab COVID-19. Lantas, bagaimana pasien tersebut dinyatakan sembuh? Jawabannya pasien yang telah menjalani isolasi selama 14 hari dan dinyatakan sembuh menunjukkan bahwa sistem  imun dalam tubuhnya telah berhasil mengatasi virus SARS-CoV-2 sehingga virus tersebut sudah tidak dapat ditemukan lagi dalam tubuh pasien. Jadi bukan berarti pasien sembuh dari COVID-19 adalah berita bohong atau hoaks. 

Referensi:

Huang C, Wang Y, Li X et al.: Clinical features of patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. Lancet 2020; 395: 497-506.

Sachin Maggo, et.al. 2020. Cytokine storm syndrome in COVID-19: diagnosis and management strategies. International Journal of Health Sciences and Research. 10:140-149

World Health Organization. 2020.  Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)  Situation Report-73. Available from:  https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situation-reports/20200402-sitrep-73-covid-19.pdf?sfvrsn=5ae25bc7_4

0 Comments:

Post a Comment