(Sumber: Source) |
1. “Bahan inti” yang terdapat pada inti sel mengatur bentuk dan fungsi dari sel, serta terbagi secara merata pada saat pembelahan mitosis
2. Sel telur mengalami kehilangan sebagian “bahan inti” yang terdapat pada inti sel pada badan polar sebelum terjadinya fertilisasi dan hal tersebut harus digantikan oleh “bahan inti” yang terdapat pada inti sel sperma
3. Reproduksi seksual menyebabkan sel telur dan sel sperma kehilangan sebagian “bahan inti” karena harus ditambahkan pada sel germinal atau sel anakan.
4. Tidak terdapat perbedaan pada “bahan inti” yang terdapat dalam sel telur dan sel sperma.
5. Seleksi reproduksi menjadi tahapan dalam memperoleh variabilitas antara individu dimana seleksi alam dapat bekerja terhadapnya.
Penggunaan istilah "kromosom" digunakan pada tahun 1888 oleh Waldeyer. penggunaan istilah"kromosom" berasal dari bahasa latin krom berarti warna dan soma berarti tubuh. Pada tahun 1910, Thomas Hunt Morgan melakukan penelitian mengenai fungsi dari kromosom dalam pemindahan siat-sifat genetik. Morgan melakukan penelitiannya dengan menggunakan obyek berupa lalat buah (Drosophila melanogaster). Alasan penggunaan organisme ini sebagai obyek dalam penelitian yaitu lalat buah dapat berkembang biak dengan mudah. Selain itu, lalat buah tersebut memiliki empat pasang kromosom, terdiri dari tiga pasang autosom dan satu pasang gonosom. Kromosom dari lalat buah tersebut dapat diamati dengan mudah dengan menggunakan mikroskop cahaya.
Selanjutnya, kita akan mengenal apa itu kromosom. Kromosom adalah struktur yang tersusun atas asam nukleat dan protein. Kromosom ini dapat ditemukan pada nukleus atau inti sel dari organisme eukriota. Berbeda halnya dengan organisme prokariota, kromosom ditemukan menyebar pada sitoplasma. Pada fase interfase, kromosom ini terlihat seperti benang halus dan dikenal dengan nama kromatin. Ketika suatu sel memasuki fase metafase, kromatin akan menggulung dan melipat menjadi kromosom.
Jumlah kromosom dalam sel dari tiap spesies adalah tetap. Di dalam sel dari spesies yang sama, jumlah kromosomnya cenderung konstan. Akan tetapi, pada spesies yang berbeda, jumlah kromsosomya akan bervariasi. Adanya perbedaan dari jumlah kromosom antar spesies, dapat membantu ita untuk mengetahui filogeni dan taksomoni dari spesies tersebut.
Referensi:
Irawan, Bambang. 2008. Genetika Molekuler. Surabaya: Airlangga University Press
Reece, Jane B., et al. 2017. Campbell Biology. 11th Ed. New York: Pearson Education
Sumner, Adrian T. 2003. Chromosome Organization and Function. Oxford: Blackwell Publishing
Suryo, 2011. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
0 Comments:
Post a Comment