Ilustrasi Kromosom (Sumber: Source) |
“Bagaimana cara kita mendapatkan gambaran kromosom dalam tubuh kita?” begitulah kira-kira pertanyaan yang sempat muncul di pikiran saya ketika ingin melihat kromosom, sebuah substansi yang menjadi tempat bagi “perpustakaan” genetis di tubuh kita. Ternyata jawabannya dengan melakukan suatu analisis yang disebut sebagai analisis kariotipe. Lalu ‘”apa sebenarnya kariotipe itu?” saya akan jelaskan pada bagian berikutnya.
Kariotipe adalah gambaran keseluruhan kromosom yang ada dalam suatu sel atau individu, biasanya yang digunakan adalah kromosom pada stadium metafase. Pengamatan atau analisis kariotipe ini ternyata penting untuk dilakukan karena memliki banyak kegunaan. Analisis kariotipe ini dapat dugunakan sebagai studi perbandingan antar genus, antar spsies, bahkan untuk sampai pada tingkatan takson di bawah spesies. Variasi dari kariotipe tidak hanya dapat teramati pada spesies yang berbeda, bahkan dalam satu spesies yang sama dapat terlihat adanya variasi kariotipe dari individu jantan dan betina,
Pengamatan terhadap kariotipe kromosom ketika kromosom memasuki tahap pembelahan sel metafasee. Metafase sendiri adalah salah satu tahap dalam tahap pembelahan sel. Pada tahap ini, kromosom telah menggandakan dirinya menjadi dua kromatid yang bersatu pada bagian sentromer. Dalam proses pembelahan selanjutnya kromatid akan ditarik ke kutub pembelahan sehingga memisah.
Pengamatan Kariotipe Kromosom |
Pada pembuatan kariotipe, sel dirangsang agar membelah dan kemudian dihentikan. Pemisahan kromatid dicegah dengan cara pemberian kolkisin. Pemberian kolkisin akan memotong benang sitoplasmik sehingga kromatid tidak terpisah. Oleh karena itu, dalam kariotipe kromosom tidak tampak tunggal melainkan tersusun dari dua kromatid yang berhimpitan. Sel yang sudah mebelah diri diberi larutan hipotonis sehingga sel membengkak, selanjutnya difiksasi denagn methanol dan asam cuka galsial, diteteskan pada gelas benda, dikeringkan dan selanjutnya diwarnai. Berbagai macam teknik pewarnaan yang menghasilkan pola yang berbeda. Salah satu teknik pewarnaan menggunakan zat warna Giemsa. Teknik pewarnaan kromosom yang lain dapat juga menggunakan zat warna Kuinakrin. Setiap teknik pewarnaan tersebut memberikan efek yang berbeda ketika diamati melalui mikroskop. Pewarnaan ini dilakukan untuk memudahkan pengamatan kariotipe di bawah mikroskop.
Referensi:
Aristya, Ganies Riza, dkk. 2015. Karakterisasi Kromosom Tumbuhan dan Hewan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Irawan, Bambang. 2008. Genetika Molekuler. Surabaya: Airlangga University Press
0 Comments:
Post a Comment