Friday, March 19, 2021

Fraksionasi Sel, Teknik untuk Mempelajari Struktur dan Fungsi Sel

Ilustrasi Sel Makhluk Hidup
(Sumber:Background vector created by brgfx - www.freepik.com)
Mayoritas dari kita telah mengenal struktur serta fungsi dari setiap komponen penyusun sel. Namun pernahkah terpikirkan di benakmu bagaimana para ilmuwan mengetahui struktur serta fungsi dari tiap komponen penyusun sel tersebut? Kira-kira metode apa atau teknik apa yang mereka gunakan untuk mengetahuinya?. Jawabannya adalah cell fractionation atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan nama Fraksionasi Sel. “Bagaimana itu Fraksionasi Sel?” Lengkapnya akan saya tuliskan di bagian berikutnya.

Fraksionasi Sel
(Sumber: Reece et al, 2008)
Fraksionasi sel dapat dikatakan suatu cara untuk mengetahui struktur serta fungsi dari komponen penyusun. Komponen penyusun sel tersebut adalah membran sel, dinding sel, nukleus atau inti sel, dan organel sel, seperti, ribosom, mitokondria, retikulum endoplasma, lisosom, badan golgi dan sebagainya. Fraksionasi sel bekerja dengan memilah komponen penyusul sel, organel sel sampai dengan struktur subselular lainnya. Teknik fraksionasi sel bekerja dengan menggunakan alat utama berupa sentrifus. Sentrifus adalah alat yang bekerja dengan cara memisahkan campuran dengan cara berotasi atau berputar. Adanya putaran atau rotasi ini memunculkan gaya sentrifugal yang menyebakan bagian komponen sel yang diinginkan membentuk endapan di dasar tabung reaksi yang digunakan. Ketika sentrifus berputar dengan kecepatan rendah akan membentuk endapan yang terdiri atas komponen sel berukuran besar. Sebaliknya jika sentrifus berputar dengan kecepatan yang lebih tinggi akan membentuk endapan yang terdiri atas komponen yang berukuran kecil.

Fraksionasi sel membuat para peneliti dapat menyiapkan komponen sel secara spesifik dalam jumlah banyak serta membuat para peneliti juga dapat mengidentifikasi fungsi dari komponen sel yang diperoleh. Tugas ini tentunya lebih sulit jika dilakukan dengan cara mengidentifikasinya dalam sel yang utuh. Sebagai contoh, ketika hasil uji biokimia terhadap suatu bagian sel yang diperoleh dari hasil sentrifugasi dikonfirmasi menghasilkan enzim yang terlibat dalam respirasi sel. Selnjutnya bagian sel yang telah dikonfirmasi dengan uji biokimia, juga dikonfirmasi dengan menggunakan mikroskop elektron, untuk mengetahui kandungan dari bagian sel yang diperoleh, ditemukan banyak sekali organel mitokondria. Gabungan data dari hasi uji biokimia dan pengamatan menggunakan mikroskop elektron tersebut memberikan kesimpulan bahwa mitokondria adalah organel tempat terjadinya respirasi seluler.

Referensi:

Reece, Jane B. et al. 2008. Campbell Biology. Edisi Kedelapan Jilid 1. Terjemahan Damaring Tyas Wulandari. Erlangga: Jakarta


0 Comments:

Post a Comment