(Sumber: Source)
Berdasarkan pengalaman saya membantu orang lain dalam mempelajari tajwid, pada umumnya di awal-awal pembelajaran mereka melakukan beberapa kekekeliruan yang tanpa mereka sadari. Kekeliruan atau kesalahan ini umum terjadi bagi mereka yang baru mempelajari ilmu tajwid. Berikut kekeliruan atau kesalahan yang umum menimpa pembelajar tajwid di awal-awal pembelajaran.
1. Membaca huruf sukun dengan bunyi terpantul
Kesalahan ini terjadi tanpa kita sadari, bahkan ketika di awal-awal saya mempelajari ilmu tajwid. Suara pantulan huruf ini muncul karena ketika mengucapkan huruf berharakat sukun, diucapkan dengan tergesa-gesa, akibatnya makhraj terlepas sebelum mengucapkan huruf berikutnya. Cara mengatasi kesalahan ini adalah ketika mengucapkan huruf sukun, diucapkan dengan menempatkannya secara lembut sesuai makhrajnya kemudian melepaskannya dari makhrajnya bersamaan dengan pengucapan huruf berikutnya.
2. Inkonsistensi dalam membaca mad yang panjangnya 2 harakat
inkonsistensi ini munncul akibat kita hanya fokus terhadap irama/lagu dari bacaan quran kita, sehingga panjang/pendek dari bacaan kurang diperhatikan. Selain itu, adanya keraguan dalam membaca huruf setelahnya berakibat memanjangkan bacaan huruf sebelumnya. Kesalahan ini dapat diatasi dengan mengayunkan suara untuk mad yang panjangnya dua harakat.
3. Tidak memperhatikan bacaan ghunnah
Tidak memperhatikan bacaan ghunnah ini karena kurang pengetahuannya kita dalam memahami makna ghunnah sehingga tanpa disadari kita terlalu cepat berpindah bacaan ke huruf setelahnya. Solusi dari kesalahan ini adalah kita harus lebih memperhatikan huruf-huruf yang termasuk dalam bacaan ghunnah dan ketika bertemu ddengan huruf ghunnah, kita menahan suara lebih lama.
4. Tidak menjelaskan bunyi vokal pengucapan huruf
Bunyi vokal dari suatu huruf huruf sering kali tidak terdengar jelas karena ketika mengucapkan huruf, mulut dalam kondisi dikulum. Solusi dari kesalahan ini adalah pengucapan vokal harus sempurna, yaitu membuka mulut dengan sempurna ketika membaca huruf berharakat fathah, menurunkan bibir bawah ketika membaca huruf berharakat kasrah serta memonyongkan bibir dengan sempurna ketika membaca huruf berharakat dhammah.
0 Comments:
Post a Comment