Salah satu ciri-ciri mushlih adalah memperbaiki lingkungan masyarakat dan diawali dengan musyawarah (Sumber: koleksi pribadi) |
Mungkin banyak yang belum mengenal kata “muslih” Ketika disebutkan. “Muslih” jika diartikan adalah orang yang tidak hanya memerhatikan keshalihan pribadinya sendiri, akan tetapi senantiasa berusaha dapat memberikan manfaat kepada orang lain. Karakter ini perlu ditumbuhkan di dalam jiwa setiap muslim karena bisa menjadi sebab Allah ﷻ tidak akan membinasakan suatu kaum sebagaimana yang tertulis dalam Q.S Hud ayat 117.
وَمَا ڪَانَ رَبُّكَ لِيُهۡلِكَ ٱلۡقُرَىٰ بِظ لۡ م
وَأَهۡلُهَا مُصۡلِحُونَ
“Dan
Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya
orang-orang yang senantiasa melakukan perbaikan”
Menurut Tafsir dari Kementerian Agama R.I, ayat tersebut menceritakan Allah ﷻ tidak akan membinasakan suatu
negeri jika para penduduk negeri tersebut masih senantiasa melakukan perbaikan baik untuk
dirinya sendiri maupun untuk orang lain, tidak melakukan perbuatan zalim. Kata “zalim” telah kita ketahui diartikan
sebagai menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya, seperti halnya perbuatan
liwath (menyukai sesame jenis) pada kaum Nabi Luth alaihis salam. Perbuatan
tersebut dikatakan zalim karena menempatkan apa yang kita miliki bukan melalui
jalur yang sudah ditetapkan secara syariat.
Bahkan, azab dari Allah ﷻ tidak akan pandang bulu jika diturunkan di
suatu tempat, baik orang yang beriman dan orang yang zalim akan sama memperoleh
dampaknya. Q.S Al-Anfal ayat 25:
وَٱتَّقُواْ فِتۡنَةً۬ لَّا تُصِيبَنَّ ٱلَّذِينَ
ظَلَمُواْ مِنكُمۡ خَآصَّةً۬
“Dan peliharalah
dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja
di antara kamu…”
Pada ayat tersebut disebutkan bahwa adzab atau siksaan yang kelak akan diturunkan Allah ﷻ tidak hanya menimpa orang-orang dzhalim saja, akan tetapi semua orang yang berada di tempat tersebut. Selanjutnya, kita akan mengetahui ciri-ciri para perilaku ishlah atau perbaikan yang perlu ada disetiap Muslim
- Memperbaiki diri sendiri.
Allah ﷻ berfirman dalam Q.S An-Naml ayat 19, dalam
salah satu penggalan ayat
… وَأَنۡ
أَعۡمَلَ صَٰلِ حا تَرۡضَٮٰهُ…
“…dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau
ridhai…”
Ayat tersebut
memberikan pelajaran kepada kita bahwa amalan sholih yang pribadi kita lakukan
bertujuan hanya untuk meraih ridha-Nya atau dengan kata lain ikhlas.
- Memperbaiki Keluarga.
Setelah kita melakukan
perbaikan terhadap diri sendiri, kita melakukan perbaikan terhadap kualitas keimanan keluarga dan orang-orang
terdekat kita. Allah ﷻ berfirman dalam Q.S
Al-Ahqaf: 15.
…وَأَصۡلِحۡ لِى فِى ذُرِ
يَّتِ ى…
“…berilah
kebaikan kepadaku dengan [memberi kebaikan] kepada anak cucuku…”
Hal ini juga sesuai dengan apa yang ada di sirah
nabawiyah bahwa sebelum melakukan perbaikan untuk kalangan luas, Nabi
Muhammad ﷺ mendakwahi keluarganya sesuai dengan
perintah Allah ﷻ pada Q.S Asy-Syu’ara’:
214
وَأَنذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”
- Memperbaiki Lingkungan Masyarakat.
Ciri-ciri terakhir orang
yang berkarakter mushlih adalah melakukan perbaikan di lingkungan masyarakat.
Allah ﷻ berfirman dalam Q.S Al-Anfal: 1.
…وَأَصۡلِحُواْ
ذَاتَ بَيۡنِڪُمۡ…
“…perbaikilah
hubungan di antara sesamamu…”